![Mrs. Atun has been a traditional herbal drinking beverage jamu seller for decades in Pasar Pocong, Jakarta [2015: EO]](https://catatanfani.files.wordpress.com/2015/12/dsc07929.jpg?w=552&h=331)
Mrs. Atun has been a traditional herbal drinking beverage jamu seller for decades in Pasar Pocong, Jakarta [2015: EO]
Enggak jarang para pedagang bertanya pada saya mengapa saya lebih memilih untuk ke pasar seorang diri ketimbang meminta pembantu saya untuk berbelanja, termasuk Mbak Tatik, seorang pedagang buah asal Klaten, Jawa Tengah “Ngapain mbak ke pasar? Kan bisa nyuruh pembantunya ke sini.”
Saya bilang ke Mbak Tatik bahwa dari dulu saya memang suka ke pasar tradisional untuk berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya. Selain karena harganya lebih murah ketimbang belanja di supermarket seperti FoodHall atau Farmer Market, saya pun juga bisa kenal mbak Sri pedagang sayur, Bu Atun penjual jamu dan Mbak Gethuk penjual tiwul.
Dari mereka, saya bisa tahu kapan harga pangan naik dan turun, saya bisa tahu apakah akan mempengaruhi penjualan mereka dan lebih tahu kehidupan orang-orang yang mencari uang di luar gedung kantor atau shopping center.Mana bisa saya berinteraksi dengan para pelayan di supermarket yang cenderung jutek setiap kali melayani pelanggan.
Memang sayuran di pasar tradisional enggak seindah atau sebersih sayuran di supermarket. Bahkan saya harus mencucinya berulang kali saking kotornya. Belum lagi, akhir-akhir ini saya mulai kecewa karena brokoli, daun mint, cilantro dan beet roots cepat busuk. Sayangkan kalau dibuang begitu saja?
Jujur aja, saya sebenernya sempat berpikir untuk berhenti belanja di pasar tradisional karena buang-buang uang. Harga murah tapi cepat busuk. Buat apa? Namun, saya tahu bahwa saya tetap ingin ke sana untuk mendengarkan cerita para pedagang Pasar Pocong.
Untung aja setelah berbagi cerita ini melalui Facebook, beberapa kawan saya di Facebook menyarankan agar saya merendam sayuran tersebut ke dalam air es selama satu jam. Sayuran tersebut kemudian dibungkus di dalam koran lalu di lemari es. Dengan begitu, sayuran akan tetap segar.
Nah dengan begitu, saya enggak perlu khawatir untuk belanja sayuran di pasar tradisional lagi dan terus mendengarkan cerita para pedagang pasar yang diiringi dengan lantunan musik dangdut dari pedagang MP3 di Pasar Pocong.
Me hehehe
Betul mbak Tika… ha ha ha